Bombana,A-1.Info | – Suasana di Aula Raja Abdul Aziz, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bombana, terasa serius namun penuh optimisme saat kegiatan evaluasi pelaksanaan intervensi percepatan penurunan tingkat stunting Kabupaten Bombana tahun 2024 resmi dibuka oleh Sekretaris Daerah (SEKDA) Kabupaten Bombana, Drs. Man Arfa, M.Si. Didampingi oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bombana, Drs. H. Abdul Azis, M.Si., yang juga menjabat sebagai Sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), acara ini turut dihadiri oleh anggota TPPS, para camat se-Kabupaten Bombana, dan perwakilan Puskesmas bagian gizi dari seluruh kabupaten.Rabu (25/09/2024)
Acara ini memiliki satu misi besar: mengevaluasi langkah-langkah yang telah diambil dan merumuskan strategi lebih baik guna mempercepat penurunan stunting di Bombana. Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, pemerintah Indonesia telah menetapkan target penurunan stunting hingga 14 persen pada tahun 2024. Untuk mencapai target ambisius ini, diperlukan upaya lintas program dan lintas sektor yang solid.
Dalam sambutannya, SEKDA Drs. Man Arfa menegaskan pentingnya kerja sama dari berbagai sektor. “Sinergi lintas sektor merupakan kunci dalam mempercepat penurunan stunting di Kabupaten Bombana. Kegiatan evaluasi ini adalah langkah konkret untuk memperkuat komitmen kita dalam pendampingan, pendataan, monitoring, dan evaluasi. Selain itu, kita juga berharap mendapatkan masukan strategi dari berbagai pihak untuk memastikan target penurunan stunting dapat tercapai,” jelasnya penuh semangat.
Drs. Man Arfa juga menekankan bahwa percepatan penurunan stunting tidak bisa dilakukan secara sektoral. Diperlukan peran dari berbagai pihak untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan. Dengan menggandeng sektor kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan berbagai instansi lain, diharapkan program ini tidak hanya berdampak pada penurunan stunting, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup anak-anak di Kabupaten Bombana.
Acara evaluasi ini dilanjutkan dengan pemaparan materi dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Dinas Kesehatan, serta tim pakar dari TPPS Kabupaten Bombana. Para pemateri membahas berbagai aspek yang mempengaruhi keberhasilan intervensi yang telah dilakukan, termasuk tantangan yang dihadapi di lapangan, serta usulan strategi untuk menciptakan dampak yang lebih signifikan.
Kepala BAPPEDA memaparkan sejumlah data penting yang menjadi indikator keberhasilan program penanganan stunting di Kabupaten Bombana. Berdasarkan data tersebut, terlihat beberapa kemajuan, namun masih ada tantangan besar yang perlu dihadapi. Tantangan ini tidak hanya mencakup faktor kesehatan, tetapi juga aspek sosial-ekonomi yang mempengaruhi kualitas hidup keluarga yang rentan.
Dinas Kesehatan juga menyampaikan analisis dari perspektif medis, menyoroti pentingnya pemenuhan gizi yang baik bagi ibu hamil dan balita. Perwakilan dari bagian gizi Puskesmas menyebutkan bahwa salah satu tantangan yang sering dihadapi adalah akses terbatas ke makanan bergizi di beberapa wilayah pedesaan. Oleh karena itu, peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi seimbang bagi anak sejak dini menjadi fokus utama dalam sosialisasi yang akan datang.
Selain itu, dalam evaluasi ini, tim pakar TPPS Kabupaten Bombana juga memberikan masukan strategis untuk memperkuat intervensi yang telah dilakukan. Beberapa usulan antara lain meningkatkan pendampingan bagi ibu hamil dan balita, memastikan pemenuhan kebutuhan gizi keluarga, serta mempermudah akses layanan kesehatan bagi masyarakat pedesaan.
Dengan adanya paparan dari berbagai sektor ini, diharapkan semua pihak yang terlibat memiliki pemahaman yang lebih komprehensif tentang tantangan yang dihadapi dan dapat menyusun langkah-langkah baru yang lebih efektif. Kegiatan evaluasi ini juga menjadi ajang diskusi yang konstruktif, di mana seluruh peserta, termasuk camat dan tenaga kesehatan dari Puskesmas, menyampaikan pandangan serta kendala yang mereka temui di lapangan.
Evaluasi ini tidak hanya menjadi ajang untuk menilai apa yang telah dicapai, tetapi juga untuk menyusun rencana aksi yang lebih terukur. SEKDA Drs. Man Arfa menekankan bahwa upaya ini adalah bentuk komitmen yang kuat dari pemerintah daerah untuk menekan angka stunting dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak Bombana. “Kami berharap dengan sinergi yang lebih kuat, program-program penanganan stunting di Kabupaten Bombana dapat semakin efektif, dan pada tahun 2024, kita bisa mencapai target yang telah ditetapkan,” ujarnya dengan optimisme.
Melalui pertemuan ini, diharapkan Kabupaten Bombana dapat terus memperkuat berbagai program dan intervensi dalam menangani stunting. Acara evaluasi ini menjadi momentum penting untuk menggalang komitmen dari seluruh pemangku kepentingan di Kabupaten Bombana. Target menurunkan stunting hingga 14 persen bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan sinergi dan kerja sama yang solid, Kabupaten Bombana optimis dapat mencapai target tersebut.
Dengan semangat dan dedikasi dari seluruh pihak yang terlibat, Kabupaten Bombana siap melangkah lebih jauh dalam menangani stunting. Keberhasilan ini tidak hanya akan berdampak pada statistik kesehatan, tetapi juga pada masa depan generasi penerus di Kabupaten Bombana, yang diharapkan tumbuh dengan sehat, kuat, dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik.