Bombana. A-1.Info | – Di tengah megahnya potensi laut Bombana yang membentang luas, sebuah gerakan mulia mulai menggeliat. Pemerintah Kabupaten Bombana, melalui Dinas Perikanan, mengambil langkah baru untuk melawan stunting — tak lagi dengan seminar atau sekadar edukasi, tapi dengan aksi nyata yang mengenyangkan dan menyehatkan. Lewat Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan), pemerintah menyajikan bantuan ikan segar bagi masyarakat Desa Lakomea, Kecamatan Rarowatu, yang terindikasi stunting. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis (22/8/2024), mengundang kehadiran Penjabat (Pj) Bupati Bombana, Drs. Edy Suharmanto, M.Si, serta jajaran Forkopimda, Sekretaris Daerah, hingga para kepala desa. Suasana pun terasa hangat, penuh antusiasme dari masyarakat yang hadir.
Di hadapan warga, Pj. Bupati Bombana menekankan bahwa dalam upaya mencegah stunting, pemerintah tak lagi hanya bicara soal data. Kali ini, mereka menyuguhkan sesuatu yang nyata: ribuan kilogram ikan segar yang siap diolah menjadi santapan penuh gizi untuk anak-anak Bombana. Bukan sekadar janji, sebanyak 1.337 kilogram ikan disalurkan kepada 1.079 kepala keluarga di Kabupaten Bombana, khususnya bagi mereka yang berisiko stunting. Desa Lakomea, yang menjadi tuan rumah kegiatan ini, dipilih sebagai salah satu lokasi utama pendistribusian bantuan.
Dengan lantang, Edy Suharmanto menyampaikan, “Kami tak ingin hanya memberi angka dan statistik, kami ingin ada perubahan nyata di meja makan setiap keluarga. Lewat Gemarikan ini, kita tak hanya mengajak makan ikan; kita mengajak masyarakat menyelami manfaat yang lebih dalam dari kekayaan laut kita.”
Menurut Edy, ini bukan sekadar kegiatan seremonial. Ia berharap, lewat Gemarikan, masyarakat bisa membudayakan konsumsi ikan segar sebagai bagian dari gaya hidup. Dengan senyum bangga, ia memuji langkah Dinas Perikanan yang tidak hanya mendistribusikan ikan, tetapi juga membawa perubahan pola pikir masyarakat tentang pentingnya gizi yang berkualitas.
Suasana semakin semarak ketika ibu-ibu setempat mengangkat kantong-kantong ikan segar sambil tertawa riang, sudah membayangkan menu lezat apa yang akan mereka masak untuk keluarga. Salah seorang warga, ibu Nur, berbagi antusiasmenya, “Biasanya, beli ikan di pasar cukup mahal untuk kami. Tapi hari ini, kami bisa bawa pulang ikan segar tanpa biaya! Terima kasih banyak untuk pemerintah.”
Dalam kesempatan ini, Edy juga menekankan pentingnya kerjasama lintas sektor dalam menekan angka stunting. Ia mengajak berbagai instansi, mulai dari Dinas Kesehatan hingga Dinas Pengendalian Penduduk, untuk berkontribusi nyata seperti yang dilakukan Dinas Perikanan. Gemarikan bukan hanya soal pembagian ikan, tetapi tentang kolaborasi yang sinergis demi kesehatan anak-anak di Bombana.
Lebih jauh lagi, Edy berharap agar program ini terus berlanjut dan menyentuh desa-desa lain di Bombana. “Jangan biarkan upaya ini berhenti di sini. Mari kita perkuat Gemarikan sebagai gerakan massal, bukan sekadar bantuan sekali jalan,” ucapnya penuh semangat, menyemangati seluruh masyarakat yang hadir.
Bagi masyarakat, program Gemarikan adalah lebih dari sekadar program pemerintah. Ini adalah undangan untuk mengeksplorasi lebih jauh manfaat dari ikan segar, menghidangkan makanan lezat yang juga kaya manfaat gizi. Ikan bukan hanya sumber protein; ia adalah nutrisi penting untuk perkembangan otak, tulang, dan kesehatan secara keseluruhan. Dengan cara ini, Gemarikan berusaha menciptakan generasi yang lebih sehat, kuat, dan cerdas.
Tak heran jika acara ini menuai apresiasi besar dari warga. Para ibu terlihat antusias dengan gagasan memasak hidangan berbasis ikan untuk anak-anak mereka, sambil berharap tradisi konsumsi ikan dapat terus terjaga di masa depan. Anak-anak Bombana pun diharapkan tumbuh dengan gizi yang cukup dan kesehatan yang optimal.
Dengan sentuhan yang sederhana, program ini mampu menjangkau hati masyarakat Bombana. Tak hanya soal angka atau data statistik, tapi juga tentang cita rasa, kehangatan, dan kebersamaan. Gemarikan bukan hanya menjadi jembatan antara pemerintah dan masyarakat; ia menjadi simbol bahwa perubahan bisa dimulai dari sesuatu yang sederhana — seperti sepiring ikan segar di meja makan.