PeristiwaTerkini

Aroma Tak Sedap di Program Makan Bergizi Gratis SDN 33 Bombana Disorot Anggota DPRD

944
×

Aroma Tak Sedap di Program Makan Bergizi Gratis SDN 33 Bombana Disorot Anggota DPRD

Sebarkan artikel ini
Andi Muhammad Khaekal.
Andi Muhammad Khaekal.

Bombana,A-1.Info / – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang baru berjalan tiga hari di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, langsung menuai sorotan tajam. Salah satu titik pelaksanaan di SDN 33 Kasipute, ibukota Kabupaten Bombana, dilaporkan menyajikan makanan yang mengeluarkan aroma amis dan membuat sejumlah siswa muntah. Kejadian ini pun memantik respons keras dari Anggota DPRD Kabupaten Bombana, Andi Muhammad Khaekal.

Politisi muda dari PDI Perjuangan tersebut menyatakan kekecewaannya atas lemahnya pengawasan dalam pelaksanaan program yang seharusnya menjadi tonggak peningkatan kualitas gizi anak-anak sekolah dasar. Menurutnya, aroma tak sedap pada makanan bukan hanya masalah teknis, tapi mencerminkan kelalaian dalam tata kelola kebijakan publik di tingkat pelaksana.

“Ini bukan persoalan sepele. Pihak SPPG (Satuan Pelaksana Program Gizi) seharusnya melakukan pengecekan kualitas makanan sebelum disajikan kepada anak-anak. Ini menyangkut keselamatan dan kesehatan mereka,” tegas Khaekal saat dikonfirmasi, Rabu (23/04/2025).

Khaekal menyampaikan bahwa program MBG adalah program prioritas pemerintah pusat yang bertujuan untuk menekan angka stunting dan meningkatkan prestasi belajar anak. Karena itu, segala bentuk kelalaian dalam pelaksanaannya harus segera direspons dengan evaluasi menyeluruh, baik terhadap penyedia konsumsi, jalur distribusi, hingga standar kebersihan.

Lebih jauh, Khaekal meminta Dinas Pendidikan serta SPPG untuk terbuka kepada publik dan tidak menutup-nutupi permasalahan yang terjadi. Ia mendorong transparansi dalam proses perbaikan sebagai bentuk pertanggungjawaban moral kepada masyarakat.

“Saya tidak hanya bicara sebagai anggota dewan, tapi juga sebagai bagian dari masyarakat yang punya kewajiban moral untuk memastikan program publik benar-benar menyentuh dan melindungi rakyat kecil, khususnya anak-anak,” ujarnya.

Menurut laporan yang beredar, menu makanan yang disajikan di SDN 33 Bombana mengeluarkan bau amis yang menyengat. Beberapa siswa dilaporkan merasa mual bahkan muntah setelah mencium aroma tersebut. Kejadian ini terjadi tepat di hari ketiga pelaksanaan program MBG di wilayah Bombana.

Khaekal pun menegaskan komitmennya untuk terus mengawasi kebijakan-kebijakan publik, terutama yang bersinggungan langsung dengan sektor pendidikan, kesehatan gizi, serta pengelolaan anggaran sosial. Ia menilai, pengawasan yang ketat menjadi benteng penting untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan menjamin bahwa manfaat program benar-benar dirasakan oleh masyarakat.

“Ini soal generasi masa depan. Jangan sampai karena kelalaian, program yang seharusnya menjadi solusi justru menciptakan masalah baru,” pungkasnya.

Dengan kejadian ini, publik pun kini menantikan langkah konkret dari pemerintah daerah dan seluruh pihak terkait, agar program MBG bisa kembali berjalan sesuai harapan: menyehatkan, bukan menyakiti

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *