Bombana, A-1.Info / — Suara mahasiswa Politeknik Bombana yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Bombana (IKMB) akhirnya mendapat respons tegas dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bombana. Drs. Man Arfa, M.Si., Sekretaris Daerah (Sekda) Bombana sekaligus pendiri dan anggota Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Kabupaten Bombana, secara terbuka menyampaikan kekecewaannya terhadap Direktur Politeknik Bombana dalam pertemuan langsung dengan mahasiswa dan pemuda setempat. Rabu,(16/04/2025)
Pertemuan yang digelar pada pukul 11.15 WITA itu menjadi momen penting di mana Man Arfa mengakui bahwa ia baru mengetahui banyak fakta penting tentang polemik kampus dari mahasiswa, bukan dari pihak yayasan. “Saya sebagai pembina yayasan dan pendiri tidak pernah diberi tahu terkait banyak hal, termasuk soal deklarasi kampus. Saya baru tahu hari ini dari mahasiswa. Ini memalukan,” tegasnya di hadapan para mahasiswa.
Man Arfa mengaku sempat mengira konflik internal di kampus telah terselesaikan. Namun, setelah mendengar langsung aspirasi mahasiswa, ia menyadari bahwa masalah justru semakin memburuk dan tidak ditangani dengan serius. “Saya sangat kecewa terhadap Direktur. Masalah ini tidak selesai, malah terkesan dibiarkan. Dan saya justru baru tahu fakta-fakta penting ini dari kalian, bukan dari pihak yayasan,” ujarnya.
Pernyataan Sekda ini semakin mempertegas tudingan mahasiswa bahwa terdapat ketidaktransparanan dalam pengelolaan kampus. Selama ini, mahasiswa telah menyuarakan berbagai ketidakberesan, mulai dari minimnya transparansi keuangan, kebijakan akademik yang tidak jelas, hingga minimnya komunikasi antara pimpinan kampus dengan stakeholders, termasuk yayasan pembina.
Dalam kesempatan itu, Man Arfa tidak hanya menyampaikan kekecewaannya, tetapi juga memberikan dukungan moral penuh terhadap perjuangan mahasiswa. Ia menegaskan bahwa tuntutan mahasiswa untuk transparansi, akuntabilitas, dan perbaikan tata kelola kampus adalah hal yang sah dan harus didengar.
“Saya dukung gerakan kalian. Ini bukan soal melawan, tapi soal menyelamatkan kampus. Kita tidak bisa diam melihat kondisi ini terus dibiarkan,” tegasnya. Pernyataan ini disambut antusias oleh mahasiswa yang selama ini merasa perjuangan mereka kerap diabaikan.
Dukungan terbuka dari seorang pejabat tinggi seperti Sekda Bombana memberikan legitimasi kuat bagi gerakan mahasiswa. Selama berminggu-minggu, aksi protes dan dialog yang dilakukan IKMB sering kali dianggap sebagai “gerakan minor” yang tidak mendapat perhatian serius. Namun, dengan pernyataan Man Arfa, tekanan terhadap pimpinan Politeknik Bombana kini semakin besar.
Mahasiswa berharap bahwa pernyataan Sekda tidak berhenti hanya sebagai dukungan verbal, melainkan diikuti dengan langkah konkret.